In 2018, we designed both architecture and interior of a relatively compact single family residential housing complex located in Cikarang. The project features 2 housing typologies; the first one is a 62 sqm two-bedroom two-story building sitting on a 6x11 sqm plot, and the other is 78 sqm 3-bedroom two-story building sitting on a 7x12 land.
Pada tahun 2018, kami merancang arsitektur dan interior desain sebuah perumahan keluarga yang relatif padat yang terletak di Cikarang. Proyek ini memiliki 2 tipologi perumahan; yang pertama adalah bangunan dua lantai, dengan dua kamar tidur, dengan luas 62 meter persegi di atas tanah seluas 6x11m2, dan yang kedua adalah bangunan dengan luas 78 m2 dengan tiga kamar tidur berlantai dua yang dibangun di atas tanah 7x12.
A rejected design worked on by a previously appointed architect showed us the challenges that we faced, which is to create an ample living space in such a tight footprint.
We managed to redesign the housing to accommodate proper living spaces and furniture within the same sqm. Living and dining spaces are positioned to ensure cross ventilation, a sustainable feature that takes advantage of the tropical climate while decreasing the dependency on air conditioning. In addition, we’ve added a rear garden to allow potential buyers to expand in the future and add another bedroom.
Sebelumnya terdapat desain tertolak yang dikerjakan oleh arsitek yang ditunjuk sebelumnya. Desain ini menunjukkan kepada kami tantangan yang kami hadapi, yaitu menciptakan ruang hidup yang luas dengan lahan yang begitu sempit.
Kami berhasil mendesain ulang rumah ini untuk mengakomodasi ruang hidup dan furnitur yang layak dalam luas yang sama. Ruang tamu dan ruang makan diposisikan untuk memastikan ventilasi silang, fitur berkelanjutan yang memanfaatkan iklim tropis sekaligus mengurangi ketergantungan pada AC. Selain itu, kami telah menambahkan taman belakang untuk memungkinkan pembeli untuk dapat memperluas area rumah di masa depan dan menambahkan kamar tidur lain.
A feature that the owner has requested in this project is a pour on-site precast construction system. This precast system is a construction methodology the clients have invested in, developed to help hasten the construction process, increase construction accuracy, as well as prevent any water leakage from the outside. In this process, Insada helped with the rationalization of the precast panels to produce the minimum amount of precast panel variations. Additionally, the precast kit of parts needed to be flexible enough to produce a variation in the facade for future phases of the development.
The Architectural expression aims to be modern and Japanese inspired; featuring a key single-directional sloped roof to the back of the house to maintain the modern front facade. Another passive cooling strategy that we implemented in this house is the integration of roof vents through a concealed articulated brick, which helps minimize solar gain by carrying out hot air build up underneath the roof-ceiling cavity
Fitur yang diminta oleh pemilik dalam proyek ini adalah sistem konstruksi pra-cetak yang langsung dituangkan di tempat. Sistem pra-cetak ini adalah metodologi konstruksi yang telah diinvestasikan oleh klien, dikembangkan untuk membantu mempercepat proses konstruksi, meningkatkan akurasi konstruksi, serta mencegah kebocoran air dari luar. Dalam proses ini, Insada membantu dengan rasionalisasi panel pra-cetak untuk menghasilkan jumlah variasi panel pra-cetak yang sedikit. Selain itu, variasi bagian pra-cetak harus cukup fleksibel untuk menghasilkan variasi fasad untuk fase pengembangan di masa mendatang.
Tujuan ekspresi arsitektur rumah ini adalah modern dan terinspirasi Jepang; menampilkan atap miring satu arah ke bagian belakang rumah untuk mempertahankan fasad depan modern. Strategi pendinginan pasif lain yang kami terapkan di rumah ini adalah integrasi ventilasi atap melalui batu bata artikulasi tersembunyi, yang membantu meminimalkan sinar matahari yang masuk dengan mengalirkan udara panas ke bawah rongga atap langit-langit.
Given the modern minimalist exterior architecture expression, we crafted an interior design that compliments it. Calm base color of beige and light grey dominates the space and also acts as differentiation between the two units. Furniture is selected to be light and see through to help express a sense of spaciousness. In addition, thoughtful integration of mirror surfaces also pushes that idea.
Mengingat ekspresi arsitektur eksterior minimalis modern, kami membuat desain interior yang melengkapinya. Warna dasar yang tenang dari warna beige dan abu-abu muda mendominasi ruang sekaligus menjadi pembeda antara kedua unit tersebut. Perabotan dipilih agar ringan dan tembus pandang untuk membantu mengekspresikan rasa kelapangan. Selain itu, integrasi permukaan cermin yang strategis juga mendorong gagasan itu.
We aim to balance furniture selection between simpler furniture and more contemporary tropical textures in each space to help maintain a spacious feel. A strong accent color will be given in the form of artwork or pillow patterns to further add to the joy and character of the house. The sleek shape and use of natural materials was chosen as a reference for a more modern setting which helps in organizing and making the space look spacious.
Kami bertujuan untuk menyeimbangkan pemilihan furnitur antara furnitur yang lebih sederhana dan tekstur tropis yang lebih kontemporer di setiap ruang untuk membantu mempertahankan nuansa luas. Warna aksen yang kuat akan diberikan dalam bentuk artwork atau pola bantal untuk lebih menambah keceriaan dan karakter rumah. Bentuknya yang ramping dan penggunaan bahan-bahan alami dipilih sebagai referensi untuk pengaturan yang lebih modern yang membantu dalam mengatur dan membuat ruang terlihat luas.
Listen to the full story by watching our latest video #BehindTheSeries by clicking here. You can also see more pictures of Panahome.
Comments